Rabu, 15 Oktober 2014

“Nuklir” Energy Dahsyat dan ramah lingkungan untuk PLN



PT PLN, sebagai perusahaan yang bergerak dalam penyediaan dan pelayanan energi listrik menghadapi berbagai tantangan besar. Tantangan tersebut mulai dari ketersediaan energi primer, pertumbuhan kebutuhan energi listrik yang sangat besar, kendala proses distribusi energi listrik hingga pelosok daerah, kendala perbandingan biaya produksi dan distribusi dengan harga jual listrik yang telah ditetapkan pemerintah, hingga kendala pencurian energi listrik. Akan tetapi, kendala tersebut harus tetap dihadapi oleh PT PLN (persero), demi memenuhi kebutuhan listrik di seluruh negeri, sesuai dengan motto PLN, yaitu : “Listrik untuk kehidupan yang lebih baik”.
Sebagai konsumen dan bagian dari warga Negara Indonesia, maka penulis melalui posting ini sebagai peserta lomba blog “IdeKU untuk PLN”, ingin mengemukakan ide dan pendapat, dalam menghadapi tantangan besar energi kelistrikan Indonesia tersebut.
 
Dengan perkembangan industri dan rumah tangga semakin meningkat, maka Indonesia memiliki pertumbuhan permintaan listrik yang cukup tinggi yaitu berkisar antara 7 persen hingga 8 persen per tahun dimana beban puncaknya berasal dari wilayah Jawa, Madura dan Bali yang saat ini sudah mencapai 23 ribu mega watt (MW). Referensi :liputan6.com



Grafik 1. Produksi Energi Listrik Menurut Jenis Bahan Bakar Pembangkit
Referensi : pusat data dan informasi energi dan sumber daya mineral kementrian ESDM, 2012
Nilai pertumbuhan listrik tersebut apabila dikalkulasi, mencapai 1000 Mega Watt per tahun, dimana nilai tersebut belum termasuk pembangunan listrik untuk daerah yang belum teraliri listrik.Hal ini berarti, harus terdapat pertumbuhan pembangkit pembangkit listrik dalam sekala besar untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Disisi lain, pembangunan pembangkit listrik baru untuk pemenuhan kebutuhan tersebut, mengalami berbagai kendala, diantaranya :

  •  Cadangan energi primer yang semakin menipis dan semakin mahal
  • Besarnya biaya investasi pembangunan pembangkit listrik
  • Efek kerusakan lingkungan dan perijinan
  • Masalah sosial dan pembebasan lahan
Untuk memenuhi kebutuhan kelistrikan tersebut, pemerintah telah memberlakukan program percepatan pembangunan 10.000 MW atau biasa disebut Fast Track Program (FTP).Namun pelaksanaan program tersebut, mengalami kendala seperti yang telah dijelasakan di atas.Mulai dari biaya investasi yang mahal, sehingga dengan budget yang terbatas, akhirnya dibangun pembangkit-pembangkit PLTU dengan kualitas KW3.Sehingga terjadi permasalahan mulai dari keterlambatan operasi dan performa pembangkit yang tidak bagus, serta biaya pemeliharaan pembangkit yang sangat besar.Masalah perijinan, analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL), pembebasan lahan, dan konflik sosial juga sering menjadi momok permasalahan. Masalah cadangan sumber energi primer, semakin lama akan semakin menipis dan semakin mahal, mengingat mayoritas pembangkit listrik yang dibangun berbahan bakar batubara. Dengan konsentrasi penggunaan energi primer berupa batu bara untuk pembangkit litrik baru yang akan dan sedang dibangun, maka akan terjadikemungkinan resiko terbesar yaitu, ketika batu bara tersebut semakin langka, maka pembangkit listrik tenaga batu bara tidak dapat dioperasikan. Oleh karena itu, diperlukan terobosan dalam membangun pembangkit listrik masa depan.

Uranium
Uranium merupakan salah satu hasil tambang mineral yang dimiliki Indonesia, yang merupakan bahan baku untuk membuat listrik bertenaga nuklir. Saat ini, hasil tambang uranium yang terdapat di Indonesia, merupakan salah satu uranium yang memiliki kualitas terbaik, dengan jumlah cadangan yang cukup besar, yaitu sekitar 70.000 Ton.Referensi :Beritasatu.com
Akan tetapi, kita masih tabu dalam memanfaatkan sumber energi tersebut. Padahal apabila uranium tersebut dikelola dengan baik, akan menghasilkan energi yang jauh lebih besar dibandingkan dengan batu bara, gas alam dan bahan bakar minyak, serta banyak sekali manfaat lain dan keunggulan pembangkit listrik berbahan bakar nuklir (PLTN). 

1.       Energi yang dihasilkan
PLTN merupakan pembangkit listrik yang memanfaatkan energi dari pembelahan molekul secara berantai (reaksi fisi).Hasil energi dari reaksi fisi tersebut menghasilkan energi yang sangat besar.Berikut perbandingan energi yang dihasilkan dari reaksi fisi nuklir, dengan sumber energi lainnya.
 1 Kg Batu Bara dapat menghasilkan energi sekitar 8KWh
1 Kg Minyak dapat menghasilkan energi sekitar 12 kWh
            1 Kg Uranium 235 dapat menghasilkan energi 24.000.000 kWh.
atau berarti : 1 Kg Uranium setara sekitar 2 – 3 juta Kg energi yang dihasilkan dari batu bara atau minyak. Referensi :euronuclear.org
Dengan demikian, energi yang dihasilkan oleh uranium sangat dahsyat, bila dibandingkan energi yang dihasilkan oleh batu bara dan minyak sehingga apabila dimanfaatkan, akan sangat membantu dalam penghematan penggunaan minyak dan batu bara, serta nuklir merupakan bahan bakar yang renewable.

2.       Biaya investasi
PLTN merupakan pembangkit listrik dengan teknologi yang tinggi, sehingga biaya pembuatannya akan memerlukan biaya yang besar. Namun, besarnya biaya pembangunan PLTN tersebut sangat tergantung pada letak dan kondisi geografis rencana pembangunanya.Menurut Nuclear Technology Review 2009, IAEA, Vienna 2009, biaya sesaat untuk Pembangunan PLTN di wilayah Asia adalah yang paling rendah berdasar pada pengalaman terkini membangun PLTN. Biaya sesaat di Asia terendah sekitar 1.500 US$/kWe dan tertinggi sekitar 3.600 US$/kWe.Negara Indonesia termasuk daerah yang memerlukan biaya sangat rendah, apabila dibangun sebuah PLTN.Berikut adalah tabel biaya pembangunan PLTN untuk beberapa wilayah di dunia.

Tabel biaya pembangunan PLTN
Referensi :batan.go.id

Dengan asumsi termahal pembangunan PLTN sebesar 3.600 US$/kWe, maka untuk pembangunan 1000MW PLTN dibutuhkan biaya 3.600.000.000 US$.~ 36 Triliun Rupiah (dengan asumsi kurs Rp 10.000/ US$)
Nilai tersebut apabila dibandingkan dengan biaya pembangunan PLTU Cilacap (china KW3) sebesar 850 US$/kWe.Referensi :esdm.go.id
Maka, besar biaya yang diperlukan untuk membangun 1000 MW PLTU (China KW3) adalah 850.000.000 US$ ~ 8,5 Triliun Rupiah (dengan asumsi kurs Rp 10.000/ US$).
Apabila dibandingkan dengan biaya pembangunan PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air), misalnya untuk pembangunan PLTA Karama, di mamuju, Sulawesi barat adalah sebesar 10 triliun rupiah, hanya untuk listrik dengan kapasitas sebesar 2×12.5 MegaWatt.Referensi :batan.go.id
Dengan demikian, nilai biaya pembangunan PLTN lebih mahal dari PLTU (china KW3) tetapi lebih murah, dibandingkan dengan pembangunan PLTA. Akan tetapi ROI (Return Of Investment) pembangunan PLTN akan lebih cepat, jika dibandingkan dengan PLTA dan PLTU, karena biaya pengoperasian PLTN yang cukup murah. Sebagai gambaran biaya operasi PLTN adalah sebagai berikut :
Biaya bahan bakar per kWh listrik untuk pembangkit nuklir hanya sekitar 0,76 sen/kWh (76 rupiah) dengan asumsi nilai tukar Rp 10.000/ US$. Rata-rata reaktor PWR (pressurized water reactor) 1.000 MW membutuhkan ~24 ton bahan bakar per tahun. Dengan faktor kapasitas 85% akan dihasilkan 7,446 miliar kWh listrik dalam setahun. Harga bahan bakar nuklir siap pakai adalah sekitar US$ 2.360/kg.Referensi :manajemenenergi.org
3.       Efek kerusakan lingkungan dan perijinan
PLTN merupakan pembangkit yang sangat ramah lingkungan, bahkan dapat dikatakan lebih ramah dari pada PLTA, apabila tidak terdapat kebocoran pada reactor.Gas buang yang dihasilkan oleh PLTN hanyalah berupa uap air, dan tidak terdapat karbon yang dibakar dari gas buang PLTN tersebut.
Pada PLTU, untuk memperoleh energi 600 MW dibutuhkan pembakaran batu bara sekitar 200 gerbong kereta api tiap hari, yang menghasilkan :
-12.600 ton CO2
-180 ton gas asam dan
- 3 ton abu terbang.
Hal ini dapat dibayangkan polusi udara yang akan terjadi bila konsumsi energi batubara semakin tinggi. Pada PLTN, setiap detik operasinya tidak dihasilkan CO2, Gas asam dan abu terbang. Sampah radioaktif yang dihasilkan dapat diolah kembali, dan bahkan teknologi mendatang akan dapat melakukan daur ulang sampah redioaktif tersebut, sehingga nuklir merupakan energi yang terbarukan.Referensi :ut.ac.id

Pada PLTA akan sangat merusak lingkungan pada saat pembangunannya. Hal ini dikarenakan PLTA sudah pasti dibangun di pegunungan yang memiliki sumber air, dengan demikian pembangunan PLTA akan merusak hutan, sungai dan air terjun baik untuk pembangunan bendungan yang sangat luas (sesuai dengan kapasitas pembangkit listrik yang akan dibangun), pembangunan power house, akses jalan, serta infrastruktur lainnya di tengah hutan dan gunung. Pembangunan PLTA akan merusak ekosistem hutan dan ketersediaan air di pegunungan tersebut. Referensi :batan.go.id
Masalah perijinan, seringkali dikaitkan dengan kerusakan lingkungan yang terjadi dari pembangunan pembangkit listrik tersebut.Namun, semua resiko tersebut (termasuk resiko kerusakan lingkungan) dapat diatasi dengan management resiko yang baik. Serta dengan budaya bersih, tanpa korupsi, maka perijinan tersebut akan cepat diselesaikan.

4.       Masalah sosial dan pembebasan lahan
Setiap pembangunan industri baru di suatu wilayah, pasti berhadapan dengan masalah sosial dengan penduduk setempat. Sehingga solusi mengenai masalah sosial tersebut kurang lebih sama, yaitu salah satunya adalah memperhatikan dan melibatkan penduduk sekitar dalam aktifitas proyek dan produksi. Mengenai pembebasan lahan, PLTN membutuhkan lahan yang jauh lebih sempit, jika dibandingkan dengan pembangunan PLTA.Referensi :batan.go.id

Penutup
Melalui tulisan ini, diharapkan kita dapat membuka diri, untuk bersedia menggunakan nuklir sebagai pembangkit listrik, yang merupakan teknologi baru dan ramah lingkungan.Pemanfaatan nuklir sebagai energi pembangkit listrik, merupakan sebuah solusi konkrit, ditengah masalah semakin menipisnya cadangan minyak dan batubara di alam semesta ini. Demikian tulisan ini penulis tuangkan, semoga dapat memberikan inspirasi bagi kita, dan jayalah selalu kelistrikan Indonesia….!!!

 




Jumat, 28 Maret 2014

Air dryer kompressor kontroller

Pada dunia industri yang mempergunakan air supply sebagai penggerak aktuator peralatan instrument, maka fungsi kompressor BOP (Balanced Of Plant) sangat penting. Dimana keandalan dan kualitas udara yang dihasilkan pada BOP akan mempengaruhi kinerja peralatan instrument pada plant utama.
Terdapat berbagai jenis air dryer untuk kompressor BOP, diantaranya  Regenerative Desiccant Dryers, Refrigeration Dryer, Deliquescent Dryer, dan Membrane Dryer. 
Desiccant Dryers berupa suatu tabung yang berisi zat penyerap uap air seperti silica gel, alumina aktif,molecular sieve, atau bahan penyerap uap air lainnya. Bahan yang paling banyak digunakan adalah silica gel. Udara kompresi masuk ke dalam tabung melewati zat pengering dan mengalir keluar. Pada suatu interval waktu tertentu, zat desiccant akan mencapai titik jenuhnya sehingga memerlukan proses regenerasi. Sebagian udara kering dialirkan ke tabung sehingga kandungan air yang terkandung di dalam zat pengering dikeluarkan. Pada proses regenerasi ini, udara kompresi tidak boleh dialirkan ke dalam tabung, sehingga umumnya pada industri-industri besar yang mengkonsumsi banyak instrument air menggunakan desiccant air dryer twin tower, sehingga proses pengeringan udara dan regenerasi dari masing-masing tabung bisa bergantian. ( http://serviceairdryer.blogspot.com).
Regenerative Desiccant Dryers
air dryer Regenerative Dessiccant Dryers

Pada project berikut dibuat sebuah kontroller untuk mengatur kerja siklus dari masing-masing dryer.
kontroller didesain secara user friendly, dapat disetting menggunakan program komputer, sekaligus melakukan simulasi pada program.

kontroller air dryer dan software programmer& simulator

Berikut dokumentasi saat installasi kontroller air dryer pada sebuah Plant kompressor BOP 

Proses installasi kontroller air dryer

Bagi anada yang menginginkan alat yang serupa/ custom bisa menghubungi t.gunawan (085731171710 / email : tgunaone@gmail.com www.saga-instruments.com)





Sabtu, 11 Januari 2014

Temperature Data Logger DS18B20

Berikut ini dibuat temperature data logger, dengan menggunakan sensor temperatur DS18B20, yang merupakan jenis sensor temperatur semikonduktor digital. Pada alat ini dibuat data logger temperature dengan jumlah 8 channel, serta dapat terhubung dengan komputer untuk tranding grafik dan dapat melakukan penyimpanan data dalam bentuk file excel.

SAGA Temperature Data Logger DS1820-08


Berikut rekaman hasil ujicoba alat data logger temperature.





Bagi anda yg menginginkan alat sejenis, atau custom, bisa menghubungi t.gunawan ( 085731171710 / email : tgunaone@gmail.com 


Senin, 25 November 2013

Mini Plant Water Treatment (NaCl Remover)


      Mini Plant water treatment ini adalah sistem yg digunakan untuk mengurangi kadar NaCl secara otomatis. Menggunakan sistem Reverse Osmosis (RO). Proses pengisian air masing – masing tangki, dan proses kerja RO, serta peralatan auxiliary lainnya dilakukan secara otomatis menggunakan mikrokontroller AVR ATMega 16. Terdapat sensor level, dan kadar garam, pada bagian tangki, serta menggunakan aktuator berupa valve motor untuk mengatur aliran masing -masing bagian water treatment mini plant. Sistem ini, juga dilengkapi dengan HMI (Human Machine Interface) untuk memudahkan monitoring, dan kontrol, apabila dilakukan dalam mode manual.

HMI water treatment miniplant (nacl remover)


berikut rekaman singkat video mini plant water treatment 

Bagi anda yg menginginkan alat sejenis, atau custom, bisa menghubungi t.gunawan (085731171710 / email : tgunaone@gmail.com
                                                                                   www.saga-instruments.com)